Minggu, 29 Agustus 2010

Arti Sedekah

Jakarta sekarang ini makin lama makin penuh. Jalanan dipenuhi dengan kendaraan. Dulu waktu sekolah ato kuliah, rasa-rasanya gak semacet sekarang ini. Tiap pulang sekolah ato kuliah masih bisa merasakan lancarnya jalanan. Kalo sekarang uda gak bisa lagi. Sangat melelahkan kalo mau kemana2. Karna begitu keluar rumah selalu disambut dengan kemacetan. Huff..

Sudah kena macet, masih harus bersabar dengan adanya perbaikan jalan. Uhh.. Sungguh tak enak rasanya! Disamping kemacetan karna dipenuhi dengan kendaraan, Jakarta masih memiliki problematika mengenai kemiskinan. Disetiap perempatan ato lampu merah, jalanan penuh sekali dengan pedagang dan pengemis.

Sebenarnya sedih juga melihat ibu ibu bawa anak bayi (sedih melihat bayinya itu yg dijadikan alat oleh ibunya agar penderma memberikan uang kepadanya), orang buta, kakek nenek. Sedih tapi sebal juga. Karna dijadikan mereka sebuah profesi.

Sepulang dari Mayestik buat beli kain, saya liat ada 2 pengemis. Pengemis pertama adalah seorang nenek tua. Dia meminta ke mobil didepan saya dan kepada saya. Saya melihat perubahan wajah si nenek tua tersebut dan saya sangat tersentuh olehnya. Saya melihat nenek tua yang bersungguh sungguh berterima kasih atas pemberian yang diberikan oleh si penderma bahkan ia mendoakan si penderma itu.

Kejadian itu membuat yang memberi dan yang menerima sama sama bahagia. Entah mana pihak yang paling bahagia. Si pemberi kah?? Ato yang menerima??

Pengemis kedua itu kondisinya jaaauuh lebih memprihatinkan dibanding nenek tua tadi. Saya gak ngerti dia itu terkena penyakit apa yah? Sampai sampai kulitnya pada bergelantungan. Seperti ada airnya.. Apa dia kena tumor ato kanker ato penyakit berbahaya?? Pokoknya kondisinya sangat mengerikan! Sampai gak tega saya melihatnya. Tapi si pengemis itu tidak seperti nenek tua tadi yang berkaca-kaca setelah mendapatkan sedekah. Cuek aja. Dia seperti sudah layaknya ia mendapat sedekah.
Walau begitu, orang ini (saya tidak tau dia perempuan ato laki-laki karna penyakitnya sehingga tidak jelas dia bergender apa) memang sepatutnya mendapatkan pertolongan medis! Kondisinya sangat memprihatinkan...

Pelajaran yang kuperoleh dari kejadian ini adalah
Ketika kita niat ikhlas memberi apapun kepada orang lain, bahwasana yang kita peroleh jauh lebih banyak dan kita menjadi lebih kaya. Ketika kita memberi, kita memberikan kebahagiaan pada dua pihak yaitu dirikita sendiri dan orang lain. Membantu sesama menciptakan kebahagiaan untuk banyak pihak. Lebih enak seneng bareng-bareng dari pada seneng sendiri. Kue pun lebih enak dimakan bareng-bareng daripada dimakan sendirian. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar